Hai sobat jalan-jalan madiun dimanapun anda berada, kita sebelumnya membahas tentang berbagai julukan yang tersematkan untuk Madiun. Kali ini kita khusus membahas tentang salah satu julukan Madiun yaitu Madiun kampung pesilat. Madiun memang terkenal dengan para pesilatnya yang ada dikampung-kampung. Jika anda berkunjung di Madiun, terlebih lagi ketika anda masuk ke kampung-kampung anda akan disuguhi dengan spanduk yang melintang di jalan dan tugu atau prasasti yang menunjukkan lambang dari perguruan pencak silat yang ada di daerah tersebut. Adanya spanduk dan tugu tersebut menandakan mayoritas warga masyarakat, baik tua maupun muda, adalah anggota dari perguruan pencak silat itu.
Ada banyak perguruan pencak silat di daerah madiun seperti Setia Hati Putih (SH Putih), Persaudaraan Setia Hati Terate, Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, Pagar Nusa (Badan Otonom Nahdlatul Ulama), Tapak Suci (dibawah naungan Ormas Muhammadiyah), Cempaka Putih, dll. Namun, dari banyaknya perguruan pencak silat ini, yang paling dikenal oleh masyarakat umum adalah Persaudaraan Setia Hati Terate dan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo. Kedua perguruan pencak silat ini memiliki anggota mayoritas di Madiun. Ada tradisi yang selalu kedua perguruan ini rayakan adalah suroan agung. Tradisi ini adalah tradisi nyekar ke guru besar perguruan yaitu Ki Ngabehi Suro Diwiryo atau biasa warga perguruan pencak silat ini menyebut Simbah Suro.
Menurut sumber, Ki Ngabehi Suro Diwiro sebelumnya berada di Surabaya pada tahun 1903 mendirikan perguruan pencak silat bernama Setia Hati. Kemudian Mbah Suro pindah ke Madiun pada tahun 1917. Ketika di Madiun, Mbah Suro kemudian mengajarkan pecak silat dengan banyak murid. Pada tahun 1922, murid Mbah Suro yang bernama Ki Hadjar Hardjo Oetomo dengan seizin Mbah Suro mendirikan perguruan pencak silat yang sampai sekarang dikenal dengan Persaudaraan Setia Hati Terate. Sedangkan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo berdiri pada tahun 1968 dengan pertimbangan semakin berkurangnya kader Pencak Silat Setia Hati.
Alasan lain mengapa Madiun dijuluki dengan kampung pesilat adalah masyarakat madiun yang menjaga tradisi turun temurun memasukkan anaknya ke berbagai perguruan silat. Mayoritas orang tua memasukkan anaknya ke dua perguruan pencak silat di atas karena padepokannya sudah tersebar disetiap desa. Jangan heran bahwa anak-anak muda di Madiun memiliki ketrampilan silat yang cukup lumayan. Selain itu, bibit-bibit pencak silat di Madiun tidak kurang bahkan berlebih. Banyak juga warga madiun yang setelah pindah pindah atau merantau juga membuka padepokan silat di tanah rantau. Makanya sekarang ini pencak silat sudah popular di Nusantara bahkan ada beberapa TKI yang membikin padepokan pencak silat di luar negeri dan sukses. Hal ini menjadikan pencak silat menjadi olah raga popular khas Indonesia yang dikenal tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
Belum ada tanggapan untuk "MADIUN KAMPUNG PESILAT"
Posting Komentar