Hai sahabat jalan-jalan madiun, kembali lagi dengan mimin yang ganteng. Semoga hari kalian selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pada kesempatan kali ini, mimin ingin memberikan informasi terkait dengan salah satu bangunan besejarah di Madiun. Karena suasana masih Imlek, mimin akan mengupas sedikit tentang tempat ibadah yang biasa digunakan untuk merayakan tahun baru imlek di Madiun yaitu kelenteng Hwie Ing Kiong.
Kelenteng Hwie Ing Kiong ini menurut sepengetahuan mimin adalah kelenteng terbesar di Madiun. Kelenteng Hwie Ing Kiong terletak di jalan HOS Cokroaminoto No. 63 Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Madiun. Lokasinya tepat di depan SMP N 6 Madiun.
Dahulu, Kelenteng Hwie Ing Kiong ini letaknya tidak berada pada alamat di atas. menurut sumber yang mimin baca, kelenteng Hwie Ing Kiong ini terletak di sebelah timur sungai bengawan Madiun atau timurnya jembatan Madiun. Nama kelenteng yang di sebelah jembatan ini bukan Hwie Ing Kion melainkan Kelenteng Dewi Mazu Tian Shang Sheng Mu (Macopo).
Kelenteng Dewi Mazu Tian Shang Sheng Mu ini dahulu letaknya di sebelah timur jembatan Madiun. Namun, jika kita lihat ke sana, bekas kelenteng ini pun sudah tidak ada karena telah berdiri perumahan warga. memang disayangkan karena bekas bangunan lama kelenteng Madiun ini telah hilang tertimbun rumah-rumah warga.
Menurut sumber yang mimin baca, kelenteng Dewi Mazu Tian Shang Sheng Mu ini telah ada sebelum tahun 1887 Masehi. Pada tahun tersebut, terjadi peristiwa aneh yang menimpa istri pemimpin Madiun (saat itu masih bernama residen) keturunan tionghoa. Nama residen madiun saat itu adalah Tan Soen Yong. Pada saat itu, Istri residen Tan menderita sakit parah dan menurut rekomendasi dokter harus dirujuk ke Belanda. Namun, terbatasnya waktu karena residen Tan masih memegang pemerintahan Madiun maka anjuran itu ditolak.
Sakit yang diderita istri Residen Tan saat itu sampai juga di telinga Liem Koen Tie (Ketua Masyarakat Tionghoa di Madiun saat itu). Ketua Liem menganjurkan kepada Residen Tan untuk mengajak istrinya beribadah di Kelenteng Dewi Mazu. Residen Tan meng-iya-kan anjuran tersebut dan mengajak sang istri beribadah di Kelenteng tersebut. Setelah sembahyang di kelenteng, malam harinya istri sang residen bermimpi dihampiri oleh perempuan tionghoa. Perempuan tersebut mengakatan bahwa penyakitnya tidak lama lagi akan sembuh.
Keesokan harinya, istri Residen meminum obat yang diperoleh dari Yok Jiam atau Jiamsi obat kelenteng Dewi Mazu. Istri sang Residen meminum obat tersebut kurang lebih selama sepekan dan hasilnya istri Residen Tan sembuh total.
Residen Tan sangat bersyukur dengan kesembuhan Istrinya. Untuk mengungkapkan rasa syukurnya tersebut, Residen Tan menghadiahi masyarakat tionghoa Madiun dengan memindahkan lokasi kelenteng ke tempat yang lebih layak. Sang Residen memberikan tanah seluah 10.000 meter persegi untuk dibangun kelenteng yang baru (yang saat ini dikenal dengan Kelenteng Hwie Ing Kiong).
Pembangunan Kelenteng baru Hwie Ing Kiong Madiun dimulai tahun 1887 masehi atau Yinli 2438 (pedanggalan cina) dan selesai tahun 1896 atau Yinli 2447. Kelenteng Hwie Ing Kiong Madiun kemudian diresmikan dan mulai digunakan sebagai tempat ibadah pada tahun 1897/Yinli 2448. Bangunan utama Kelenteng Hwie Ing Kiong ini bergaya khas cina. Berdasarkan ceritanya, arsitek dan tenaga kerja pembangunan Kelenteng Hwie Ing Kiong Madiun didatangkan langsung dari Fujian, cina.
Nah, begitulah sejarahnya pembangunan Kelenteng Hwie Ing Kiong Madiun. Bangunan kelenteng di Madiun tersebut menandakan bahwa Madiun kota yang kaya akan budaya. Semua masyarakat baik dari semua suku dan golongan dapat diterima dan dapat hidup dengan damai dan rukun. Semoga semangat kedamaian dan kerukuan ini dapat menjadi penguat kita untuk berdampingan karena manusia makhluk sosial yang saling ketergantungan. Tidak perlu menjelek-jelekkan golongan tertentu dan tidak perlu fanatik terhadap sesuatu karena manusia itu dimata Allah hanya satu. Semoga Informasi ini bermanfaat untuk kalian semua.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "JALAN-JALAN KE KELENTENG MADIUN: SINAU SEJARAHNYA"
Posting Komentar