Hai sahabat jalan-jalan madiun, kembali lagi dengan mimin yang murah senyum. Kali ini, mimin ini sedikit bingung. Awal mula kebingungan mimin itu ketika mimin menulis tentang profil semua kecamatan di Kabupaten Madiun. Ketika mimin nulis profil Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun, ada yang aneh muncul di kepala mimin.
Sambil mbatin (ngomong dalam hati) katanya Ibu kota Kabupaten Madiun itu di Kota Caruban, lha ini kok tidak ada nama Caruban sama sekali di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun?. Mimin tanya mbah google untuk tambah referensi, ternyata yang tertulis di beberapa artikel malah Ibu Kota Kabupaten Madiun itu pindah di Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan dan kemudian di sebut Kota Mejayan.
Lah kok aneh? Seingat mimin itu kalau yang lebih familiar ditelinga banyak orang, baik masyarakat Madiun sendiri ataupun luar Madiun, ya adanya Kota Caruban bukan Mejayan. Kemudian muncul pertanyaan dari lubuk hati terdalam mimin, sebenarnya Ibu Kota Kabupaten Madiun itu Caruban atau Mejayan? Bagaimana sejarahnya sehingga muncul dua nama tersebut (Caruban dan Mejayan)? Trus yang resmi nama Ibu Kota Kabupaten Madiun yang mana?
Beberapa minggu yang lalu, mimin ke Polres Madiun untuk perpanjang SIM (surat ijin mengemudi). Pada saat antri foto SIM, kebetulan banget mimin duduk bersebelahan dengan ibu dan bapak yang kebetulan sama-sama dari Kecamatan Mejayan. Ngobrol-ngobrol lama, lha kok saya iseng nyletuk pertanyaan mimin di atas.
“Ngapunten pak, kulo badhe nyuwun perso, jan-jane niku Ibu Kota Kabupaten Madiun Mejayan nopo Caruban to Pak?,” tanya mimin.
Bapak disebelah mimin kemudian menjawab,” duko nggih mas, kulo nggih mboten mudeng niku, sing terkenal ten Madiun lan njobo Madiun ki yo Caruban mas”.
Mimin tanya lagi,” lha nggih to pak, Kulo nate maos nama-nama kecamatan lan Desa sak Kabupaten Madiun tapi kok Caruban niku mboten tertulis ten mriku?”.
Kemudian ibu samping mimin juga ikut komentar,”Caruban niku sak ngertos kulo nama pemberian mbah-mbah biyen, mas. Nek Mejayan niku nggih nama sing anyar. Kulo nggih mboten mudeng. Soale nggih jeneng-jengene terminal karo rumah sakit ki jenenge iseh Terminal Caruban nek rumah sakit yo Rumah Sakit Caruban.”
Karena obrolan itu sama-sama nggak mudengnya, ya obrolannnya mimin tikung ke tema yang lain. Namun, pikiran mimin masih berkecamuk karena pertanyaan terkait Caruban dan Mejayan belum terjawab.
Ganti hari, mimin iseng-iseng tanya mbah google lagi karena memang mbah google itu dukun yang tau semuanya. Mimin cari artikel terkait Kabupaten Madiun, perpindahan Ibu Kota Kabupaten dari Kota Madiun ke Mejayan, dll. Akhirnya ketemu beberpa artikel dari Wikipedia, berita online, dan aturan perundangan yang mimin download.
Beberapa artikel tersebut mimin gunakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Pertama, pemindahan Ibu Kota Kabupaten Madiun dari wilayah Kota Madiun ke Kecamatan Mejayan di atus dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 52 Tahun 2010. Dalam peraturan tersebut secara resmi menyebutkan Ibu Kota Kabupaten Madiun pindah Ke Kecamatan Mejayan.
Kedua, bersumber dari artikel dari mbah google, Caruban itu telah ada sejak jaman dahulu ketika wilayah Madiun belum menjadi seperti sekarang. Caruban, bahkan dahulu merupakan sebuah Kabupaten sendiri yang wilayahnya meliputi Kecamatan Mejayan, dan Kecamatan lain di wilayah Kabupaten Madiun Utara.
Obrolan mimin dengan Ibu2 dan bapak2 di atas dapat dibuktikan dengan artikel ini bahwa nama Caruban itu telah ada sejak dahulu, sejak jaman Madiun masih dipimpin oleh kesultanan. Hal ini kemudian sangat melekat di masyarakat, dan masyarakat sepertinya ingin menjaga warisan nenek moyang untuk tidak menghilangkan nama Caruban. Nama Caruban juga lebih sering disebut dari pada nama Mejayan karena telah mengakar dalam masyarakat.
Ketiga, terdapat artikel online milik jawa pos yang terbit melalui radar madiun. Pada artikel tersebut berisikan wawancara dengan Bupati Madiun yaitu Mbah Tarom. Secara sekilas, isi dari wawancara tersebut pada intinya adalah tetep sama-sama menggunakan 2 nama tersebut yaitu Caruban dan Mejayan.
Secara administrasi, Ibu Kota Kabupaten Madiun itu menggunakan nama Mejayan, sedangkan nama Caruban meski tidak terpakai tetap tidak dihilangkan. Mejayan digunakan untuk Ibu Kota Kabupaten Madiun karena memiliki koordinat yang jelas. Ada nama Desa dan Kecamatan yang menggunakan nama Mejayan sehingga letak geografisnya jelas (mungkin ini juga merupakan dari peraturan pemerintah Indonesia bahwa nama suatu daerah itu harus punya wilayah).
Disamping itu, meski Caruban tidak digunakan secara resmi, namun secara budaya masyarakat Madiun lebih familiar dan lidah itu lebih enteng ketika mengucap Caruban. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Madiun tidak secara penuh menghapus Caruban, namun Caruban masih dipakai untuk fasilitas umum masyarakat seperti terminal dan rumah sakit daerah.
Sedikit mimin simpulkan bahwa Caruban dan Mejayan ini sampai saat ini masih digunakan. Kedua nama ini masih digunakan namun pengganaannya melihat waktu dan dimensi yang berbeda yaitu secara resmi dan secara budaya. Secara administrasi resminya, ya namanya menggunakan Mejayan. Tapi secara kebudayaan, masyarakat Madiun lebih enteng dan familiar dengan mengucap Caruban. Menurut mimin sih, terserah sih mau pakai nama yang mana, asalakan tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif.
Terima kasih telah membaca opini mimin kali ini, semoga bermanfaat. Jika ada kurang lebihnya, kalian boleh lho nambahi atau berkomentar atau kasih kritikan buat tulisan saya. Bye... bye…..
Belum ada tanggapan untuk "Kota Caruban atau Kota Mejayan?"
Posting Komentar