|
Foto: Perwakilan IRBA menyerahkan bantuan kepada kepala desa setempat |
Hai para pembaca yang dermawan, kali ini mimin akan memberikan informasi terkait beberapa peristiwa yang melanda sekitar wilayah Madiun dan sekitarnya. Pada 1 April 2017, telah terjadi musibah yang mengagetkan kita semua yaitu terjadi tanah longsor di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Dalam musibah tanah longsor tersebut memakan korban jiwa sebanyak 29 orang tertimbun tanah. Selain itu, tanah longsor juga menimbun seluruh rumah warga di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 32 rumah.
Akibat peristiwa ini, masyarakat yang terdampak bencana sementara mengungsi di rumah-rumah warga sekitar. Hampir 200 orang mengungsi karena tempat tinggal mereka sekarang sudah rata dengan tanah. Tanah longsor yang terjadi pada pukul 07.40 WIB itu telah meluluh lantahkan permukinan warga dan harta benda yang ada juga ikut tertimbun.
Dari pemberitaan media cetak maupun televisi, musibah ini langsung tersebar ke pelosok negeri dan banyak mendapatkan simpati serta empati dari masyarakat. Beberapa warga sekitar Ponorogo dan Madiun baik secara pribadi maupun secara lembaga sosial masyarakat berbondong-bondong memeberikan bantuan semampunya untuk diberikan kepada warga yang terdampak bencana.
Hal ini dapat terlihat ketika liburan panjang minggu tanggal 14-16 April 2017. Para pemuda diberbagai wilayah di Madiun dan sekitarnya melakukan kegiatan sosial berupa penggalangan dana kemanusian. Penggalangan dana ini terlihat beberapa titik jalan yang ramai seperti di perempatan pasar pagotan, perempatan pasar dolopo dan beberapa di perempatan jalan desa.
Salah satu contohnya adalah mereka yang mengatasnamakan Ikatan Remaja Buluh Asri (IRBA). Pada Jum’at, 14 April 2017, mereka melakukan kegiatan penggalangan dana bantuan bencana tanah longsor. Menurut perwakilan IRBA, acara ini merupakan bentuk kepedulian atas dasar kemanusian. Para pemuda harus memiliki jiwa gotong royong, saling tolong menolong dan tenggang rasa. Selain itu, kegiatan ini juga melatih mental para pemuda untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi serta peka terhadap situasi sosial masyarakat.
Dengan bermodalkan sound system dan kardus bekas, para pemuda yang tergabung dalam IRBA ini melakukan penggalangan dana di perempatan jalur penghubung antar desa. Acara tersebut dimulai pagi jam 09.00 WIB dan berakhir pada 17.00 WIB. Dari acara penggalan dana yang singkat tersebut, hampir terkumpul kurang berjumlah 4 juta-an.
Dana kemanusiaan yang terkumpul selanjutkan diserahkan langsung kepada kepala Desa Banaran, Pulung, Ponorogo. Perwakilan IRBA menyerahkan dana bantuan kemanusiaan ini diterima dengan baik oleh Kepala Desa. Kepala Desa sangat senang dengan bantuan tersebut dan berterimakasih, dengan bantuan-bantuan yang terus mengalir dapat memberikan manfaat bagi warga masyarakat yang terdampak bencana.
Bagi mimin, semoga dengan simpati masyarakat berupa bantuan uang maupun barang serta bantuan doa, tenaga dan moril dari masyarakat yang mau bergotong royong membantu pencarian korban dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Banaran dan dapat melanjutkan aktifitas sebagai mana mestinya.
Kita berharap musibah seperti ini selanjutkan dapat di minimalisir dengan lebih mencintai alam. Karena manusia itu tinggal di bumi bukan berarti untuk dieksploitasi, tetapi manusia harus menjaga bumi ini untuk kelangsungan hidup anak, cucu, buyut, dst. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menginspirasi.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Doa Kita Untuk Korban Bencana Ponorogo"
Posting Komentar