Hai sobat Jalan-Jalan Madiun, kembali lagi dengan mimin yang masih menyambungkan Pabrik Gula yang terletak di Madiun. Kali ini Pabrik Gula yang mimin akan bahas adalah Pabrik Gula Pagotan.
Sejarah Singkat Pabrik Gula PagotanJika anda bertempat tinggal di Madiun bagian selatan, tentunya sudah familiar dengan pabrik gula yang satu ini. Pabrik Gula Pagotan ini berlokasi tepat di pinggir Jalan Raya Madiun Ponorogo. Letak Pabrik Gula Pagotan berada di Desa Pagotan, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Pabrik Gula Pagotan ini sangat luas dan megah.
Pabrik Gula Pagotan ini dibangun pada tahun 1884 oleh NV COOY COOSTERN VAN VOORH dengan bentuk bangunan sederhana. Kemudian, tahun 1905 Pabrik Gula Pagotan mengalami perombakan dan penyempurnaan di beberapa bagian.
Pabrik Gula Pagotan mengalami beberapa pergantian penguasa karena pada saat itu masih terjadi penjajahan terutama dari Hindia Belanda dan Jepang. Penguasaan Hindia Belanda terhadap Pabrik gula Pagotan ini berakhir pada tahun 1941 karena mereka kalah perang melawan jepang.
Sebelum pengambil alihan oleh jepang, Pabrik Gula Pagotan dibeberapa bagian hilang karena masyarakat sekitar mengambil barang-barang pabrik. Memang oleh pihak Belanda, masyarakat diberikan kesempatan untuk mengambil barang-barang pabrik. Hal ini menimbulkan kerusakan pada alat-alat produksi pabrik.
Saat Jepang mulai berkuasa, Pabrik Gula Pagotan kemudian dialih fungsikan sebagai pabrik semen. Hal ini melihat alat-alat produksi sudah sebagian lenyap dan pabrik tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pabrik semen buatan Jepang ini mengambil bahan baku dari Slahung, Ponorogo.
Pada tahun 1945, Jepang mengalami kalah perang melawan sekutu dan mau tidak mau berdampak pada pasukannya yang berada di Indonesia. Pabrik Gula Pagotan selama kurang lebih 3 tahun (antara tahun 1945-1948) mulai berbenah dan saat itu dikuasai rakyat Indonesia. Pada saat itu, Pabrik tersebut digunakan untuk membuat granat tangan dan beberapa bangunan pabrik digunakan sebagai markas tentara.
Pada tahun 1948, belanda dengan cerdik kembali masuk ke Indonesia dan lagi-lagi berhasil menguasai pabrik untuk dijadikan markas. Tahun 1949, NV COOY COOSTERN VAN VOORH merombak pabrik yang telah porak poranda dan mengubah kembali menjadi pabrik gula. Hasilnya, pada tahun 1953 pabrik tersebut melakukan proses penggilingan tebu untuk pertama kalinya.
Seiring situasi politik yang ada di Indonesia, tahun 1956 perusahaan Belanda menyerahkan penguasaan Pabrik Gula Pagotan ke Bank Industri Negara. Pada tahun berikutnya, Pabrik Gula Pagotan dinasionalisasi oleh pemerintah dan selanjutnya dikuasai oleh Perusahaan Negara Perkebunan.
Nah, itulah beberapa sejarah Pabrik Gula yang merupakan salah satu landmark (bangunan Identitas) wilayah Madiun. Semoga ulasan dari mimin bermanfaat untuk kalian. Terima Kasih…..
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pabrik Gula yang Terletak di Madiun (Bagian ketiga, Habis)"
Posting Komentar