Setelah
melalui serangkaian perlombaan, kemeriahan acara perayaan Hari Ulang Tahun
Republik Indonesia ke-71 ditutup dengan acara Pengajian Akbar Dusun Buluh. Pengajian
Akbar ini bertindak sebagai pembicara adalah Kiai Bahrul Ulwan dari Magetan. Pengajian
Akbar ini sebenarnya dimulai pada pukul 20.00 wib., namun ada beberapa yang
hadir sengaja diawal untuk takutnya tidak kebagian tempat. Acara dibuka dengan
penampilan grup hadroh Ashabul Rasul dengan menyanyikan beberapa shalawat.
Suara merdu sang vokalis dan aransemen lagu shalawat memberi kehangatan di
malam itu. Ketika grup hadroh istirahat, acara dilanjutkan dengan pembagian
hadiah oleh panitia lomba kepada pemenang lomba yang telah diadakan pada minggu
sebelumnya (baca artikel bag.2). Meski hadiah tidak seberapa, tapi raut wajah
para pemenang sangat senang menerimaya. Kemudian grup haroh Ashabul Rasul
tampil lagi dengan beberapa nomor sholawat sambil menungu kehadiran Kiai Bahrul
Ulwan.
Tak
berselang lama, Kiai Bahrul Ulwan, hadir dan beramah-tamah ditempat transit
sembari menikmati hidangan yang disediakan. Ketika waktu mulai menunjukkan
pukul 21.00 wib, Kiai Bahrul Ulwan dipersilahkan ke panggung dan menempati
mimbar diiringi dengan Shalawat Nabi.
Tema HUT RI ke-71 disampaikan oleh Kiai Bahrul
Ulwan dengan candaan namun serius. Dalam ceramahnya, beliau memberikan beberapa
poin penting dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Beliau menjelaskan,
masyarakat sekarang ini harus selalu bersyukur karena kemerdekaan diperoleh
dengan susah payah. Beliau menjelaskan arti mensyukuri kemerdekaan ini diawali
dengan mengutip pembukaan UUD 1945, “Dengan Rahmat Allah SWT”. Kalimat ini,
menurut beliau, menandakan bahwa kemerdekaan Indonesia ini adalah karunia Allah
SWT. sehingga kita harus selalu bersyukur atas kemerdekaan Indonesia. Poin
lainnya yang saya ingat adalah beliau mengutip kata terkenal presiden Soekarno
yaitu JASMERAH. Beliau menerangkan bahwa masyarakat sekarang ini jangan
sekali-kali melupakan sejarah. Beliau menerangkan sejarah para alim ulama yang
berkorban demi kemerdekaan Indonesia seperti KH. Hasyim As’ari, Bung Tomo,
Pangeran Diponegoro, dll. Pada akhir ceramah, beliau memberikan nasihat kepada
masyarakat bahwa masyarakat sekarang ini harus sabar dalam menjalani hidup dan
ikhlas serta semangat para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia harus selalu tertancap didalam hati. Dengan pembacaan doa, pengajian
akbar dusun berakhir dan warga masyarakat berduyun-duyun meninggalkan lokasi.
Keesokan
paginya, Desa Krandegan mengadakan jalan santai untuk seluruh warga desa di
lima dusun yaitu Dusun Botan, Dusun Sarangan, Dusun Pikatan, Dusun Krandegan
dan Dusun Buluh. Acara jalan santai desa ini juga merupakan penutup dari acara
peringatan HUT RI di lima dusun tersebut. Jalan santai ini mengambil rute dari
start dan finis di lapangan desa Krandegan kemudian mengitari dusun sarangan.
Jalan santai ini sangat meriah dan ramai oleh warga dari anak kecil sampai
orang tua. Waktu menunjukkan pukul 07.00 wib, kepala desa Krandegan mengibaskan
bendera pertanda jalan santai dimulai. Dengan dandanan yang maksimal, warga
mengikuti jalan santai dengan suka cita sembari ngobrol dengan warga yang lain.
Gaya setiap warga yang ikut jalan santai ini macam-macam, ada yang biasa saja,
ada yang berdandan layaknya pragawati, dll. Sebenarnya, peserta jalan santai
ini tidak hanya dari warga desa Krandegan saja, ada warga desa tetangga yang
ikut meramaikan jalan santai kali ini.
Jalan
santai tahun ini sangat ramai karena ada hadiah utama sepeda motor bagi warga
beruntung dan hadiah hiburan lainnya pun juga lumayan banyak. Setelah seluruh
peserta jalan santai tiba di lapangan, acara kemudian dilanjutkan dengan
hiburan dari orkes dangdut. Disela-sela dangdutan ini, panitia acara mengundi
nomor yang terdapat dikupon warga. Jauh hari sebelumnya memang panitia telah
menjual ribuan kupon kepada warga. Kupon yang dibeli warga tadi saat
pertengahan jalan santai dipotong menjadi dua, ya tau sendirilah fungsinya
untuk apa. Saat pengundian kupon berlangsung, semua warga tegang sembari
mendengar dan memperhatikan nomor undian. Hadiah utama jalan santai ini
berhasil diperoleh oleh warga dusun pikatan.
Rangkaian
acara dari malam tasyakuran, lomba 17-an, pengajian akbar dan jalan santai ini
adalah acara dalam rangka mengisi Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-71.
Namun, rangkaian acara ini menurut admin adalah semangat bela negara. Dalam
perlombaan baik pemenang maupun yang kalah semua dapat menikmati prosesnya
meskipun hasilnya berbeda. Meskipun ada pemenang dan yang kalah, lantas tidak
muncul rasa dendam, iri dan dengki. Perlombaan ini semata-mata tidak untuk
sekedar mengisi waktu luang yang terbuang dan merayakan euforia kemerdekaan
Republik Indonesia tetapi secara tidak langsung dapat menambahkan semangat
gotong royong, kerukunan, kebersamaan dan kedamaian antar warga masyarakat.
Masyarakat saling bertegur sapa dan bergurau disatu tempat dan waktu yang sama
serta merasakan dan melihat yang sama disitulah salah satu nilai yang didapat diambil
melalui perlombaan 17-an ini. Dengan bertambahnya semangat tersebut maka warga
masyarakat dapat menjadi penjaga kemerdekaan dan menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meerrdeeekaaaa!!!
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Pengajian Akbar Dusun Dan Jalan Santai Desa Krandegan: Dari Madiun Untuk Indonesia. Bag-4"
Posting Komentar